Senin, 12 Juli 2010

TELADAN YESUS SAAT MENDERITA


Ada Pertanyaan Klasik Yang terus di pertanyakan Di antara sesama orang kristen,yaitu: Mana Yang lebih penting NATAL atau PASKAH? Kalau PASKAH lebih penting mengapa perayaan NATAL selalu lebih meriah dari padaperayaan PASKAH..?? Sesungguhnya Baik NATAL maupun PASKAH adalah dua moment yang saling berkaitan, keduanya SANGAT PENTING bagi kehidupan orang percaya. Karena dengan NATAL,kita kembali mengingat betapa ALLAH sangat mengasihi kita sehingga anakNya yang Tunggal di berikan kepada dunia ini. Dia yang memiliki segalanya, tidak menganggap kesetaraan dengan ALLAH itu sebagai milik yang harus di pertahankan, dan Ia rela turun ke dalam dunia ini mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (Fillipi 2:6-7 ). Namun karya keselamatan tidak berhenti pada NATAL, Yesus harus menyelesaikan misi dan karya keselamatan yang telah di tugaskan kepadanya dan moment itu di kenal dengan PASKAH dimana Yesus harus mati dan bangkit pada hari yang ke-3 untuk membuktikan bahwa Dia tidak di kuasai oleh maut dan tugas misi keselamatan yang di jalankanNya, telah di selesaikan sampai selesai. Bukan suatu misi yang mudah dan ringan yang Yesus jalani dan alami, banyak perkara yang menyakitkan yang Dia harus terima.
  • Yesus mengalami penganiayaan, di beri mahkota duri pada kepalaNya, dan di cambuk, yang membuat seluruh tubuhnya hancur, bahkan Yesaya 53:2-3 mengatakan bahwa karena yang di alamiNya itu, Dia bahkan tidak masuk dalam hitungan kita. Betapa penderitaan fisik yang di alamiNya melebihi semua penderitaan dan pergumulan manusia yang ada di atas muka bumi ini. Pergumulan, Tantangan dan pencobaan yang kita alami saat ini belum seberapa di banding penderitaan yang di alami oleh Yesus sebelumnaik ke atas kayu salib. Penderitaan kita manusia saat ini belum sampai mencucurkan darah.
  • Yesus mengalami berbagai penolakan yang menyakitkan. Yesus di tolak oleh umat kesayanganNya, yang lebih memilih penjahat yang bernama Barnabas (Matius 27:15 - 26) di khianati oleh muridNya yaitu oleh Yudas Iskariot Dan Simon Petrus (Matius 26 : 47 - 49; 69 - 75) dan yang terakhir di atas kayu salib, Ia di tolak oleh Bapa yang sangat mengasihi Dia dan Dia kasihi (Matius 27 : 45 -46 )
  • Yesus harus memikul sendiri salibNya dan kemudian ketika sampai di bukit yang bernama bukit Golgota,Ia di salib.Ia mencurahkan seluruh darahNya untuk menebus dosa manusia.
Tetapi dari semua penderitaan yang Dia terima untuk menuntaskan misiNya di atas muka bumi ini,Dia tetap memberikan teladan yang luar biasa bagi kita. Ada 3 keteladanan yang di berikanNya ketika Dia melewati semua penderitaanNya, dan biarlah keteladananNya dapat kita ikuti ketika kita juga sedang mengalami persoalaan , pergumulan dan tantangan.
  1. Yesus tidak mengeluh saat teraniaya
Penganiayaan, ketidak adilan, segala macam tuduhan dan bahkan semua caci maki di tujukan kepada seorang pribadi yang tidak bersalahdan tidak berdosa. Tetapi Matius 27 :12 mencatat, Dia tidak mengeluh, bahkan tidak menjawab semua tuduhan dan caci maki. Dia diam. Apa yang di lakukanNya ini bahkan sudah di nubuatkan dalam PL. Mazmur 39 :3, " Aku kelu, Aku diam, Aku membisu , Aku jauh dari hal yang baik......". Yesaya 53 : 7, " Dia di aniaya, tetapi Dia membiarkan diri di tindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang di bawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak membuka mulutNya. Apa yang sering kita lakukan ketika kita menghadapi persoalaan dan pergumulan apalagi ketika kita menghadapi tuduhan dari orang-orang yang ada di sekitar kita, kita biasanya tidak meneladani Yesus,dengan diam,tetapi kita mulai memakai mulut kita untuk menceritakan kepada semua orang persoalan,bahkan asumsi yang di buat oleh kita sendiri.Alih-alih menyelesaikan masalah,kita malah membuat cerita untuk pembenaran kita sendiri. Kita lebih suka memakai mulut kita untuk menggemakan persoalan,bahkan tidak jarang 'meneriakan' persoalan kita. Amsal katakan siapa yang suka menggemakan lidahnya akan memakan buahnya. Jadi tidak heran kalau persoalan dan pergumulan yang kita hadapi bukansemakin selesai tetapi semakin tidak ada jalan keluarnya karena menjadi semakin ruwet. Kerendahan dan kekuatan hati sangat di perlukan ketika kita mau belajar meneladani Yesus,untuk tetap diam saat ketidak adilan,segala macam fitnah dan tuduhan yang tidak beralasan dan bahkan penganiayaan yang di terima karena nama Tuhan,datang dan menimpa hidup kita. Karena apa yang kita alami belumlah sebanding dengan apa yang Yesus alami,sekali lagi,penderitaan kita belum sampai mencucurkan darah (Ibrani 12 : 3-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar